Senin, 05 Desember 2011

Kalender Acara Tahunan

JANUARI
1  
Hari Tahun Baru
Menandai mulainya tahun yang baru

Osechi Ryori
Masakan yang disajikan pada Tahun Baru

Senin kedua 
Seijin-shiki (Hari Kedewasaan/ Coming of Age)
Ada upacara khusus di seluruh Jepang bagi orang-orang yang mencapai usia 20 tahun, untuk menegaskan bahwa mereka telah menjadi dewasa dan mendorong mereka untuk bersikap mandiri.

FEBUARI
3 atau 4  
Setsubun (Upacara Melempar Kedelai)
Hari menjelang mulainya musim semi berdasarkan sistem kalender kuno Jepang: Orang menebarkan biji-biji kedelai yang sudah dipanggang untuk mengusir setan (nasib buruk)
11  
Hari Pembentukan Negara
Memperingati pembentukan negara dan bertujuan untuk membina rasa cinta rakyat terhadap negaranya.
MARET
3
Hinamatsuri (Festival Boneka atau Festival Anak Perempuan)
Hinamatsuri
Festival ini diadakan guna mendoakan pertumbuhan dan kebahagiaan anak-anak perempuan. Banyak keluarga yang mempunyai gadis cilik memajang rak boneka yangmenampilkan seoerangkat boneka yang berkostum ala bangsawan kuno, bersama dengan bunga persik. Pada hari ini disajikan makanan kecil yang disebut arare yang dibuat dari beras dan minuman amasake, minuman dari beras yang difermentasi tapi tidak beralkohol.

Sekitar 21  
Vernal Equinox Day
(Hari ketika siang dan malam sama lamanya, tatkala matahari pas melintasi ekuator).
Rakyat berterima kasih kepada alam dan memperlihatkan rasa sayang kepada makhluk hidup.
APRIL
29  
Green Day (Hari Hijau)
Hari libur nasional ini mendorong rakyat untuk menikmati dan menghormati alam. Hingga tahun 1988 hari ini dirayakan sebagai hari ulang tahun Kaisar Showa, yang suka menanam pepohonan.
MEI
3  
Hari Konstitusi
Rakyat memperingati berlakunya Konstitusi Jepang dan mengharapkan majunya pembangunan negara.
5  
Hari Anak-anak
Hari Anak-anak
Nama tradisional untuk hari ini adalah Tanggo no Sekku dan di masa lampau, pada hari ini orang-orang melakukan acara pengusiran roh-roh jahat dengan bunga iris. Belakangan, hari ini menjadi hari untuk mendoakan pertumbuhan anak laki-laki, yang kemudian menjadi hari raya bagi semua anak. Tetapi bagi rumah yang memiliki anak laku-laki, mereka akan memajang boneka samurai atau replika baju perang dengan topi kabuto dan memasang umbul-umbul ikan koi. IkanKoi adalah ikan yang dapat berenang melawan arus deras, karena itu diharapkan anak laki-laki tersebut menjadi anak yang kuat, percaya diri dan sukses.

Hari Minggu kedua
Hari Ibu
Hari menyatakan rasa terima kasih kepada para ibu, umumnya ditandai dengan memberikan bunga Carnation
JUNI
Hari Minggu ke-3  
Hari Ayah
Hari menyatakan rasa terima kasih kepada para ayah.
JULI
7   Tanabata (Festival Bintang)

Tanabata
Festival ini mencampur sebuah legenda Cina dengan kepercayaan kuno Jepang mengenai dua buah bintang yang terletak di kedua ujung Bimasakti yaitu Bintang Altair (si Pengembala) dan Bintang Vega (si Penenun). Mereka dihukum oleh Raja Dewa karena terlalu banyak bermain sehingga hanya dapat bertemu satu tahun sekali yaitupada 7 Juli.
Orang-orang menuliskan keinginan pada sebuah kertas warna dan menggantungkannya di pohon bambu. Harapan mereka dipercaya akan terkabul apabila pada hari itu hujan tidak turun.

Senin ke-3  
Hari Laut
Hari untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas anugerah laut serta harapan akan kemakmuran Jepang yang merupakan sebuah negeri laut.
AGUSTUS
Pertengahan  
Festival Bon
Festival Bon
Festival Bon adalahsebuah event Budhis yang diadakan pada tanggal 13-15 Juli atau dalam bulan Agustus (tergantung daerah). Festival ini dipersembahkan bagi arwah para leluhur. Dipercaya bahwa pada hari-hari ini arwah mereka akan pulang ke rumah. Untuk itu mereka akan memasang penerangan dan api selamat datang di pintu depan rumah untuk mengarahkan arwah-arwah tersebut ke rumah, memasang lentera di dalam, membersihkan altar rumah, menyediakan sajian dan berdoa bagi ketenangan arwah para leluhur.
Pada akhir Festival, sekali lagi orang-orang akan memasang penerangan di pintu terdepan rumah sebagai pengantar arwah leluhur keluar dari rumah dan mengapungkan sesajen di sungai atau laut untuk menemani mereka pulang ke alam sana.

SEPTEMBER
Senin ke-3  
Hari untuk Menghormati Kaum Manula
Hari untuk mengungkapkan rasa hormat kepada orang-orang yang berusia lanjut, yang telah bekerja keras bagi masyarakat selama bertahun-tahun, dan merayakan panjang usianya.
Pertengahan   Hari Menikmati Sinar Rembulan (Musim Gugur)
Kue mochi dan rumput susuki diletakkan dekat jendela sebagai 'persembahan' bagi rembulan, dan orang menikmati saat-saat memandangi keindahan bulan purnama.
Sekitar tgl. 23   Autumnal Equinox Day
(Hari ketika siang dan malam sama lamanya, ketika matahari tepat melintasi garis khatulistiwa)
Orang mengungkapkan rasa hormat kepada arwah para leluhur dan mengingat kembali mereka yang telah meninggal dunia.
OKTOBER
Senin ke-2  
Hari Olahraga
Rakyat menikmati olahraga dan membina pikiran dan tubuh yang sehat.
NOVEMBER
3  
Hari Kebudayaan
Rakyat menunjukkan rasa cinta terhadap kebebasan dan perdamaian dan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan kebudayaan
15  
Shichi-Go-San (Festival 7-5-3) 
Shichi-Go-San
Pada hari ini para orang tua yang mempunyai anak-anak laki-laki berusia 3 atau 5 tahun atau anak perempuan yang berusia 3 atau 7 tahun akan membawa mereka ke kuil untuk mendoakan kesehatan dan pertumbuhan mereka. Usia 3, 5 dan 7 dipilih karena dipercaya sebagai angka ganjil yang membawa keberuntungan. Anak-anak tersebut juga akan mendapat permen khusus yang disebut chitose ame, yang dimasukkan dalam kantong bergambar bangau dan kura-kura. Chitose berarti seribu tahun dan bangau serta kura-kura juga merupakan lambang panjang umur.

23  
Hari Pekerja (Labour's Day)
Hari untuk menghormati para pekerja, merayakan produksi, dan saling mengungkapkan rasa terima kasih.
DESEMBER
23  
Hari Ulang Tahun Kaisar
Rakyat merayakan ulang tahun Kaisar Akihito.
25  
Hari Natal
Banyak orang mengikuti kebiasaan melakukan tukar-menukar hadiah dengan anggota keluarga dan rekan dan menikmati makan khusus bersama pada hari ini.
31  
Malam Tahun Baru


Menjelang tengah malam, kuil-kuil di seluruh Jepang akan mulai mendentangkan loncengnya. Menurut kepercayaan Budhis, manusia mempunyai 108 nafsu duniawi. Berdentangnya lonceng sebanyak 108 kali merupakan salah satu cara untuk mengusir (membersihkan) satu-persatu nafsu-nafsu demikian.
Selain itu ada kebiasaan memakan soba (semacam mie) pada malam Tahun Baru sebagai perlambang harapan akan panjang umur dan kesehatan yang baik di tahun yang baru. Mie merupakan pilihan karena bentunya panjang dan dapat direntangkan; dipercaya melambangkan hidup yang lama dan bahagia.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar